SIAK (RIAUPOS.CO) - BBKSDA Provinsi Riau bersama Team Animal Rescue BPBD Siak, TNI, Polri dan warga melakukan observasi atau pengamatan dengan cara turun ke titik titik di mana sejak harimau berada.
Disebutkan Kabid Damkar BPBD Siak yang juga Ketua Animal Rescue Irwan Priatna, tim turun pada Jumat (26/5) malam sampai Sabtu (27/4) malam
Pihaknya turun di lokasi di mana harimau memangsa korban Andi, di titik di mana ditemukan jejak harimau, di antaranya di pembibitan Mujimin, belakang SPBU Jalan Lintas Siak-Tumang dan di sekunder 11, Jalan Lintas Siak-Bungaraya, tepatnya di Kampung Langkai.
Lokasi-lokasi yang diobservasi itu, hanya berjarak sekitar 2 sampai 3 kilometer dari pusat Kota Siak. "Kami melakukan pengamatan untuk memastikan keberadaan harimau itu di lokasi perlintasannya," kata Irwan Priatna.
Setelah melakukan observasi, pihaknya akan melakukan penggiringan, lalu penangkapan. Memerlukan waktu dan proses, tapi Irwan yakin upaya ini akan berhasil jika semua pihak bekerja sama.
"Kami mengajak untuk para pencari kayu dan pekebun, agar tetap waspada, kurangi kegiatan yang membuat harimau terganggu, terutama suara-suara kendaraan atau mesin," katanya. Ada teknis khusus yang dilakukan untuk proses penangkapan ini. Dan upaya ini, akan terus dilakukan sampai harimau tertangkap, dan mengembalikan ke habitatnya.
Sebelumnya Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau Mustafa Imran Lubis mengatakan, pihaknya mengambil keputusan harus menangkap harimau karena beberapa hal, di antaranya karena pergerakannya sudah tidak pada habitatnya, dan membahayakan keselamatan harimau dan manusia.
"Ada tiga tahapan yang kami lakukan, penggiringan, pengusiran, penangkapan, dan kini sudah sampai kondisi harimau harus kami tangkap," katanya.
Saat ini, manusia dan hewan buas itu sama-sama dirugikan. Pihaknya Lebih mengutamakan keselamatan manusia dan menangkap hewan itu untuk dibawa ke habitatnya. Sehingga harimau tidak lagi berkeliaran di kebun dan permukiman warga Kwalian, Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak.
Pantauan pihaknya beberapa waktu lalu, sesuai temuan jejak, sudah 500 meter dari Komplek Abdi Praja. Dan tentu hal ini, perlu segera dilakukan mitigasi berupa penangkapan.
Secara teknis, Mustafa Imran belum bisa mengurai, namun pihaknya akan bergerak pada malam hari dan menggunakan kendaraan khusus. Karena medannya merupakan lahan gambut dan relatif semak.(mng)